Apa Kabar Mentoring Kita Hari Ini?


Mungkin kita sering ya merasa jenuh dan bosan dengan apa yang disebut 'mentoring' , 'halaqoh' , 'melingkar' , dan sejenisnya yang terangkum dalam kata TARBIYAH. Saya pun juga dulu sering merasa demikian. Bukan berarti "wajar" kalau bosan dengan mentoring dan sebagainya, tapi saya ingin agar kita sama-sama memperbaiki sudut pandang kita tentang satu kegiatan dahsyat full manfaat ini.

Loh, bukannya mentoring atau liqo itu cuma 'mengaji' aja ya ? Membahas tentang keislaman yang itu-itu saja. Eits, tarbiyah TIDAK sesederhana itu bung! Bayangkan 'hanya' dengan tarbiyah yang SEHAT Rasulullah berhasil membawa umat manusia (bangsa Arab pada khususnya) kepada apa yang disebut dengan kesuksesan. Baik dunia maupun akhirat. Juga membawa kita semua dari zaman onta menuju zaman toyota. Ini fakta! Bukan rekaan belaka!

Wah kalo gtu keren banget dong yang namanya TARBIYAH itu ..

Jelas! Namun, ada syaratnya agar kita bisa mendapat manfaat maksimal seperti itu. Agar kita ga cuma mendengar dan didengar, tetapi kita juga akan bisa MENGUBAH dan MEMBANGUN PERADABAN!
Mantap gan!

Emang apa aja syaratnya?

Sabar bos. Sebelumnya yuk kita periksa diri. Check up dulu keadaan tarbiyah kita. Sehat atau malah sedang sekarat?
Yuk kita mulai periksa ..

Bagaimana keadaan kita pas ingin memulai mentoring? Segar bugar? Atau pucat dan lemas seperti kapas? Mudah tertiup angin. Jadi pikiran mudah terbawa kemana-mana, dan kepala mudah jatuh (tertidur) karenanya.

Kalau segar, alhamdulillah. Tapi kalau lemas, lesu, letih, letoy, ga semangat, ini na'uzubillah.
Kudu dianalisis kenapa bisa begini. Biasanya sih karena waktu yang digunakan ga pas. Maksudnya? Iya , kita sering menggunakan waktu-waktu SISA untuk liqo atau mentoring. Jadi tenaga yang digunakan adalah tenaga SISA sehari tadi, waktunya waktu SISA, infaqnya uang SISA (malah seringnya ga infaq), semangatnya pun jadi semangat sisa. Lebih bahayanya lagi kalau murobbinya juga memeberi materi SISA karena ga kepikiran mau ngasih matei apa. Ini mah udah akut pisan. Satu hal yang harus kita ingat. KALAU KITA HANYA MENGGUNAKAN SEGALA SISA UNTUK DAKWAH, JANGAN BERMIMPI MENDAPATKAN HASIL OPTIMAL AKHIRNYA. Bahkan kita mungkin Allah beri pahala sisa, rahmat sisa, dan parahnya nanti Allah hanya memberikan kita JATAH SISA SURGA (padahal GA MUNGKIN bersisa, jadi kata lainnya adalah Neraka) Na'uzubillah .

Kemudian gimana hubungan kita dengan sesama teman satu geng kita? Udah pada ITSAR? Bukan sekadar kenal, tapi harus ITSAR. Ini baru yang SEHAT! Jangan sampai kita tidak update terhadap kabar teman satu grup kita. Itu mah kebangetan! Ingat disini mentoring juga bisa dikatakan keluarga. USRAH. Jadi GA WAJAR banget kalau kita tidak tahu dan tidak mau tahu keadaan keluarga kita.

Nah sekarang bagaimana hubungan kita dengan kepala geng? Alias Murobbi atau Mentor kita?
Ah baik-baik aja kayaknya. Eh, jangan ambil kesimpulan dulu. Kita renungkan dan kita ingat apa posisi murobbi bagi kita. Yak tepat! Sebagai SAHABAT, ORTU, GURU, dan SYEIKH. Kalau tidak terwujud salah satu , dua, tiga, atau empat-empatnya itu berarti ada masalah bung!

Loh kenapa emang kok bisa disebut bermasalah. Perasaan lancar-lancar aja deh.
Nih kita lihat ..

Halaqoh atau mentoring kamu berfungsi sebagai apa?

1. Tempat persidangan : di sini para mutarobbi seakan-akan disidang oleh murobbinya. Suasananya angker dan tegang banget. Jadi interaksi yang terjadi hanya satu arah. Udah gitu tampang murobbi kita juga seram, jadi aja makin mendukung suasana persidangan. Kita selalu tertekan. GA KONDUSIF!

2. Tempat curhat : emang baik sih. Tapi curhat itu salah satu agenda mentoring bukan mentoring salah satu cara curhat! Masalah kita memang banyak, nah di sini lah peran tarbiyah untuk mendewasakan kita. Kalau kita curhat mulu kerjaannya, kapan kita membahas permasalahan umat ? Kapan kita men-charge diri kita agar menjadi jauh lebih siap ke depannya.

3. Tempat nongkrong dan kongkow : ini terjadi kalau hubungan kita terlalu cair. Cair boleh tapi jangan sampai keluar dari wadahnya. Jangan sampai kegiatan kita pas mentoring dari awal sampai akhir hanya TERTAWA dan BERCANDA saja. Jangan berlebihan! Karena itu bisa mengeraskan hati kita. Dan hubungan yang terlalu cair bisa menghilangkan rasa hormat dari mutarobbi ke murobbi. Wah bahaya! Kalau udah ga hormat gimana mau taat?

4. Tempat mencari jati diri dan pengembangan potensi : nah ini bisa dikatakan bentuk ideal. Contohnya mah gampang. Lihat Umar bin Khattab, tarbiyah yang seperti ini bisa menggerakkan Umar untuk menyumbangkan SEPARUH HARTANYA di jalan ALLAH. Atau Abu Bakar, yang SELURUH HARTANYA ia infaqkan. Atau seperti Khalid bin Walid yang tetap TAAT walaupun 'DIPECAT' dari jabatan panglima.



Nah bagaimana dengan kita?
Izinkan saya bertanya pada kita semua, APA KABARNYA TARBIYAH KITA HARI INI?

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© 1432 H/2011 M DKM Al-Mujtahid | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger