Kepemimpinan DKM, Bekal Menuju Sejarah Peradaban Umat

Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung-jawabannya atas kepemimpinannya…
(Hadits, riwayat Bukhari dan Muslim.)


Dunia dewasa ini memiliki para pemimpin, tetapi mereka berada di bawah bayang-bayang para selebritis. Pemimpin dikenal karena prestasi mereka…, sedang kaum selebritis dikenal karena ketenaran mereka. Pemimpin mencerminkan kemungkinan-kemungkinan hakikat manusia, sedang kaum selebritis mencerminkan kemungkinan-kemungkinan pers dan media. Kaum selebritis adalah orang-orang yang membuat berita, tetapi para pemimpin adalah orang-orang yang membuat sejarah.

(Daniel Boorstin, seorang pakar manajemen organisasi, Majalah Parade, 6/8/95)

Selama lebih dari dua puluh tahun, para pakar manajemen dan organisasi secara ilmiah meneliti hakikat kepemimpinan yang selalu berubah. Lima tahun yang lalu, sebagai hasil dari penelitian ini, teridentifikasi karakteristik dan talenta para pemimpin yang mampu membuat sejarah. Mereka adalah orang-orang yang dirujuk orang lain ketika misi harus ditegakkan, membuat terobosan-terobosan, dan mencapai tujuan-tujuan secara tepat waktu dalam anggaran yang terbatas. Mereka ini adalah para pemimpin yang menyelesaikan masalah-masalah saat ini dengan mengoptimalkan potensi manusia melalui kecerdasan dan ketekunan.

Mengidentifikasi dan mengembangkan para pemimpin seperti itu di masa sekarang ini tentu merupakan tantangan besar. Bagi umat Islam, yang mewarisi tradisi Pemimpin besar Muhammad saw, Umar bin Khattab, atau Umar bin Abdul Aziz, zaman para pemimpin besar tampak sudah lewat. Kalau kita melihat Jakarta, dan melihat begitu banyak pemimpin yang menggerakkan bangsa ini, kita akan selalu bertanya mengenai kapasitas masyarakat zaman ini untuk menghasilkan para pemimpin dengan kecerdasan dan ketekunan yang cukup tinggi untuk memenuhi tantangan-tantangan abad ke dua puluh satu. Meskipun ada banyak orang brilian, kita bertanya apakah kita akan dapat menemukan para pemimpin yang mampu menggerakan masyarakat banyak dan memiliki kompleksitas permasalahan, ketingkat kemajuan dan kedewasaan baru.

7 FAKTA KEPEMIMPINAN
 
1. Satu orang dapat membuat perbedaan. Sadarilah sekecil apapun peran antum, antum tetap berharga daris sisi system organisasi. Secara system, Antum adalah komponen dari organisasi itu. Satu komponen dalam sebuah system yg melenceng akan berakibat fatal dan menimbulkan ketidakstabilan dalam system tersebut. Sekecil atau sebesar apapun amanah antum dalam organisasi tetap memiliki nilai yang penting yang tidak bisa diabaikan. Dapat antum bayangkan seandainya dalam rapat strategi perang, Salman Al Farisi menyimpan saja di dalam hati ide pembuatan parit dalam perang Khandak ? mungkin kemanangan dalam sejarah itu tidak akan pernah ada bukan ?

2. Kesuksesan hanya melalui bantuan Allah Swt. Coba renungkan, kesuksesan yang antum raih saat ini merupakan hasil usaha antum sendiri atau ada peran orang lain ? Siapakah yang menggerakkan hati orang tersebut untuk menolong antum ? Kita memang tidak dianjurkan untuk menjadikan kesuksesan sebagai tujuan utama. Sukses itu sendiri hanyalah milik Allah. Karena itu, kita tidak boleh sombong bila mendapatkan kesuksesan.

3. Kiota tidak perlu menjadi manager untuk menjadi pemimpin, namun seorang manager seyogyanya menjadi pemimpin aras apa yang menjadi amanahnya.

4. Bila tahu, kita bisa memimpin dimana saja. Jangan pernah khawatir kehilangan kekuasaan karena pemilik kekuasaan itu hanyalah Allah.

5. Esensi kepemimpinan sangat sederhana. Seperti yang telah dijelaskan di atas, ada pemimpin dan ada pengikut. Satu waktu satu posisi. Dalam kelompok bila Anda bukan pemimpin, maka Anda adalah pengikut. Demikian pula sebaliknya.

6. Pemimpin itu dijadikan. Lahirnya Negara feudal karena ada asumsi bahwa pemimpin itu dilahirkan Dewa. Bagi kita, pemimpin itu dilahirkan dan dijadikan. Pemimpin itu dijadikan dari sejak orangtuanya bertemu, tumbuh dalam kandungan, mengikuti pendidikan, pelatihan dan mengamlkan ilmu-ilmu kepemimpinan.

7. Kepemimpinan yang baik tidak tergantung pada suasana apapun. Seorang pemimpin harus selalu waspada. Setiap celah dapat menjadi batu sandungan keberlangsungan peran kepemimpinannya. Celah itu dapat berupa kenikmatan, maupun kesulitan-kesulitan.

7 CARA MENUMBUHKAN SEIFAT KEPEMIMPINAN DALAM DIRI SESEORANG
1. Tingkatkan keikhlasan. Tingkatkan keikhlasan diwujudkan dengan meningkatkan keimanan. Bergabunglah bersama-ama orang yang berupaya ikhlas. Ikhlas dalam beramal berarti memberi pengertian bahwa kekuatan hanya milik-Nya dan kita berupaya untuk berada di sisi-Nya.

2. Ambil resiko. Menatap masa depan adalah resiko, termasuk menjalankannya. Waktu akan terus berjalan tanpa menunggu antum. Resiko akan selalu ada sekecil apapun usaha yang antum lakukan. Mengambil resiko artinya antum berani dan menyadari akan bahaya dan tantangan yang akan antum hadapi atas pilihan yang antum lakukan. Resiko bukan dihindari, namun untuk dikelola.

3. Jadilah orang yang inovatif. Perubahan akan terus berjalan tanpa memedulikan antum. Bila ingin yang terdepan maka ciptkanlah perubahan. Inovatif merupakan usaha untuk memberi nilai manfaat yang berbeda dari yang biasanya. Seorang pemimpin itu seorang innovator.

4. Bersedia untuk mengurus atau diatur. Esensi kepemimpinan adalah kesediaan untuk berkorban demi satu tujuan. Pemahaman atas kaidah ini bermuara dari visi dan misi seseorang. Untuk visi yang melebihi ambiasi dirinya, maka sudah selayaknya ia tunduk dan patuh untuk mengurus atau diurus demi tercapainya visi tersebut.

5. Milikilah harapan luhur. Memandang ke langiut berarti menanam harapan. Bila memandang ke bumi, terlihat betapa rendahnya bumi dibandingkan langit. Seorang yang memiliki harapan luhur akan memandang rendah nafsu duniawi dan berusaha meraih bintang dan langit. Pemimpin selalu menatapkan matanya ke arah luasnya harapan langit, bukan pada rendahnya nafsu bumi.

6. Peliharalah sikap postif. Energi itu berubah bentuk, tidak dihilangkan begitu saja. Bila kita menyebarkan energy negative, maka kita akan mendapatkan umpan baalik energy serupa. Alangkah bainya bila kita menyebarkan energy postif, karena itu akan memberi imbas yang baik untuk kita dan orang lain. Pemimpin akan selalu berusaha mengubah energy negative menjadi enegri positif dan mengembangkan energy positif di lingkungan sekitarnya.

7. Memahami kapan menjadi pemimpin dan kapan menjadi pengikut. Seni memimpin menuntut kita untuk siap bersikap sebagai pengikut. Kecerdasan kita untuk berpindah posisi dari pengikut menjadi pemimpin, atau juga sebaliknya menuntut usaha pengenalan lingkungan yang baik. Seorang yang berjiwa pemimpin akan tahu kapan berperilaku sebagai pemimpin dan akpan sebagai pengikut.

Wallahualam bishawab

Selamat menjadi para pemimpin umat ke depan…


- Nugroho Adinegoro (DKM Al-Mujtahid 2004) -

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© 1432 H/2011 M DKM Al-Mujtahid | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger